Saya rasa hal ini cukup menarik untuk dibahas sejenak. Sebab walau hampir terdengar sama artinya, namun kedua hal berikut sesungguhnya sesuatu yang berbeda. Nah, menurut Saudara, manakah yang lebih buruk, apakah berbohong ataukah berpura-pura?
Berdasar penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, bohong atau berbohong ialah menyatakan sesuatu yang tidak benar, ataupun berdusta. Sementara itu, pura-pura adalah tidak sesungguhnya.
Jadi, bohong adalah satu hal, sedangkan pura-pura itu sedikit lebih buruk karena merupakan tidak sesungguhnya. Dengan kata lain, setengah-setengah, suam-suam kuku. Tidak tulus, tak ikhlas. Kemunafikan.
Roma 12 : 9 (MILT), "Kasih yang tidak munafik itu: dengan membenci yang jahat, dengan berpaut pada apa yang baik."
Kalau kalian mengasihi orang lain, kalian harus mengasihi dia dengan setulus-tulusnya. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik. (BSD)
Jika berbohong mungkin bisa mengakuinya serta bertobat, tetapi sikap yang berpura-pura merupakan kebiasaan yang sangat sulit maupun butuh segera untuk dihindari ataupun dihilangkan. Mengapa? Sebab maukah kita terus-menerus tidak sungguh-sungguh hidup dalam kebenaran, tidak sungguh-sungguh bertobat atau berubah, tidak sungguh-sungguh ingin menang, tidak sungguh-sungguh mengasihi pasangan, terutama Tuhan.
Ibrani 3 : 12 (BSA), "Saudara-saudara, hati-hatilah! Jangan sampai ada di antaramu yang berpikiran jahat dan tidak percaya kepada Allah yang hidup, sehingga meninggalkan-Nya."
Saudara-saudaraku, berhati-hatilah supaya tidak seorang pun di kalangan kamu yang hatinya begitu jahat dan tidak percaya sehingga meninggalkan Allah yang hidup. (TMV)
Berhati-hatilah, hai Saudara-saudara, supaya tidak ada seorang pun di antara kamu yang berhati jahat dan yang tidak percaya sehingga ia undur dari Allah yang hidup. (Shellabear)
~ FG