Hagai 1 : 2 – 6, "'Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!' Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: 'Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!'"
Hagai menjadi nabi pertama yang melayani Israel, umat Allah, kala mereka diizinkan pulang ke kampung halaman oleh Raja Koresy setelah masa pembuangan di Babel. Koresy adalah raja dari Persia yang berhasil menaklukkan Babel, dan ia mengizinkan 50.000 orang Yahudi buangan balik ke Yerusalem di bawah pimpinan Zerubabel bin Sealtiel sebagai gubernur dan Yosua bin Yozadak selaku imam besar untuk membangun kembali Bait Suci.
Setelah lewat beberapa saat dasar Bait Suci dibangun dan didirikan, terjadi pertentangan dari negara tetangga mereka, orang-orang Samaria yang mencoba menghambat dan menghentikan pekerjaan pendirian ulang Bait Suci itu. Oleh karena itu, lambat-laun orang Israel pun malah jadi acuh-tak acuh, memiliki ketidakpedulian secara rohani sehingga menyetop pembangunan itu selama 16 tahun. Lupa prioritas utama dan tujuan awal mereka dikembalikan ke kampung halaman. Pertentangan dari luar sebenarnya hanyalah sebagian andil dari masalahnya; apa yang terjadi di dalam dirilah yang lebih merupakan bagian penting permasalahan yang harus diatasi.
Mungkin saat ini kita pun mengalami pemulihan atau perbaikan dari segala sesuatu ataupun masa lalu yang buruk. Lalu kita mengalami pertumbuhan dan perkembangan rohani yang baik. Namun musuh, yakni si Jahat, tidak akan tinggal diam, melainkan mencoba menghentikan segala sesuatu yang baik, terutama rancangan Allah bagi hidup kita.
Allah mengutus nabi Hagai untuk menyadarkan umat Israel tentang tujuan mula-mula mereka diizinkan pulang ke tanah air mereka, yakni membangun kembali Bait Suci. Itulah prioritas utama mereka, dan bukannya mementingkan diri sendiri dengan malah membangun rumah masing-masing hanya karena adanya pertentangan ataupun mengalami permasalahan.
Ps. Joel Osteen pernah mengatakan, "The favor on your life will stir up jealousy, competition, envy in certain people around you. Don't get upset. It's not about you; it's about the blessing on your life. You can't have the blessing without some kind of persecution" (Berkat atau karunia Allah dalam hidup kita mungkin akan diterjang rasa iri, persaingan ataupun pertentangan dari orang-orang lain. Namun janganlah kita segera kecewa. Sebab hal itu sebenarnya bukanlah semata-mata tentang diri kita, melainkan berkat serta karunia Allah saja dalam hidup kita. Sesungguhnya, kita pun mungkin takkan mengalami dan merasakan karunia serta berkat-Nya tanpa suatu pergumulan).
Seperti halnya Allah mengingatkan umat-Nya, mari kembali menjadikan hubungan dengan Allah serta kehadiran-Nya sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Lagipula, kita masih ada dan diizinkan hidup di dunia ini untuk memuliakan, mengagungkan nama-Nya dan membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan Yesus Kristus, bukan? Jika kita terlalu acuh-tak-acuh dan amat mementingkan diri sendiri terus-menerus, justru kita tidak akan merasakan hadirat ataupun menerima berkat-Nya karena kehilangan tujuan utama dari Allah untuk kehidupan kita.
Hagai 1 : 7 – 10, "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN. Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya."
~ FG