Pada ibadah Minggu kemarin, ibu Ps. Indri Gautama membagikan tentang Martin Buber.
Martin Buber sendiri merupakan seorang filsuf sekaligus hamba Tuhan. Ia pernah memberi kesaksian tentang seorang temannya yang datang bersama seorang anak muda yang ingin berbincang secara khusus dengannya.
Ketika itu, sebenarnya Martin Buber sedang mengalami pengalaman pribadi, antusiasme dan kegairahan luar biasa dengan Tuhan, sehingga ia ingin membagikan segala sesuatu tentang Kristus. Namun, ia lupa untuk mendengarkan orang lain, dalam hal ini benar-benar memberikan perhatiannya kepada anak muda yang datang padanya itu.
Esoknya, teman Martin Buber bertemu kembali dengannya dan mengatakan bahwa anak muda tersebut bunuh diri. Mendengar hal itu, Martin Buber sangat menyesal, bahkan hampir murtad dari iman sebab merasa gagal sebagai hamba Tuhan yang menyediakan & memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada anak muda itu ataupun orang lain yang berhadapan dengannya.
Semenjak peristiwa itu, Martin Buber menulis sebuah buku berjudul I and Thou (aku dan engkau) yang menyatakan apakah kita orang yang benar-benar hadir & memberi seluruh perhatian (fully present) ataukah mudah terdistraksi & mengerjakan hal lain (distracted)?
Orang yang multitasking pasti mudah terdistraksi. Orang yang fully present, hadir & memberi perhatian sepenuhnya adalah orang yang fully loving atau sungguh-sungguh mengasihi. Martin Buber pun berkata, "Lihatlah orang lain sebagai ciptaan Allah, bukan sebagai sarana atau objek untuk tujuan kepentingan kita."
"Hendaklah hal-hal yang kalian ucapkan selalu menyenangkan dan menarik. Hendaklah kalian tahu bagaimana seharusnya kalian menjawab pertanyaan-pertanyaan orang." (Kol. 4:6, BIS)
(FG)