Seorang perempuan di Amerika, Miki Farmer memiliki hewan peliharaan yang cukup unik. Jika orang lain mungkin banyak yang memelihara seekor anjing ataupun kucing, dia tidak. Miki Farmer menjaga serta merawat seekor tupai yang diberi nama Sweet Pea.
Dia sebenarnya telah menyelamatkan tupai itu ketika masih mungil dan telantar di dekat rumahnya, lalu mencoba membawanya ke veterinarian atau dokter hewan terdekat. Ternyata pengerat tersebut tidak mempunyai bulu-bulu lebat di ekor yang sewajarnya dimiliki tupai-tupai.
Mengapa bulu ekor penting bagi seekor tupai? Sebab sangat berguna untuk tiga keperluan, yaitu perlindungan, keseimbangan, serta berkomunikasi. Jadi, tanpa bulu lebat di ekornya, Sweet Pea tidak akan mampu bertahan hidup di luar.
Semenjak saat itu, ke manapun Miki Farmer pergi ataupun mengemudi, dia selalu mengajak Sweet Pea dan menaruhnya di lubang kantung maupun membiarkannya bermain dan berkeliaran di sekitarnya. Bahkan, dia mengatakan bahwa tidak bisa jauh dari tupai kesayangannya itu dan selalu rindu untuk selalu bersama.
Nah, jika seorang manusia saja sedemikian rindunya untuk dapat bersama seekor hewan peliharaan yang butuh bergantung pada pemiliknya itu, bagaimana dengan kita, apakah memiliki kerinduan seperti itu juga terhadap Tuhan serta untuk selalu bersekutu dengan-Nya?
"SEBAGAIMANA rusa merindukan air, demikianlah aku merindukan Engkau, ya Allah. Aku haus akan Allah, Allah yang hidup. Di manakah aku dapat menemukan Dia agar aku dapat menghadap kepada-Nya?" (Mzm. 42:1-2, FAYH)
Pun rindukah kita akan kedatangan-Nya kembali?
"Dia, yang mengatakan semua perkara ini, menyatakan: 'Ya, Aku akan segera datang!' Amin! Datanglah, Tuhan Yesus!" (Why. 22:20, FAYH)
"Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." (1 Tes. 4:16-17)
(FG)