Hikmat. Kata yang sering kali kita dengar atau baca. Tetapi, mungkin tak banyak dari kita yang benar-benar mengalami ataupun memilikinya.
Dari manakah kita bisa menemukan hikmat? Dan apa sesungguhnya arti hikmat? Sebab dalam hidup ini dan kegiatan sehari-hari, kita sangat membutuhkannya. Hikmat atau wisdom bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang, apalagi orang-orang dunia atau yang belum mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Mungkin saja mereka bisa berpikir kreatif ataupun hal lainnya, tetapi ada satu perbedaan yang sangat berarti dalam hidup kita, yaitu hikmat itu sendiri.
Kita pun akan mampu serta terbantu menghadapi berbagai masalah, ketidakpastian, maupun perubahan apabila kita menerima & memiliki perspektif atau cara pandang dan hikmat dari Tuhan.
"Hukum-hukum Allah itu sempurna. Hukum-hukum itu melindungi kita, menjadikan kita bijaksana, dan memberi kita sukacita dan terang" (Mzm. 19:7, FAYH).
"Bagaimana orang dapat menjadi bijaksana? Satu-satunya cara ialah dengan menghormati Allah. Karena perkembangan dalam kebijaksanaan diperoleh dengan menaati hukum-hukum-Nya. Pujilah Dia untuk selama-lamanya" (Mzm. 111:10, FAYH).
Namun, hikmat pun akan menjadisekadar hikmat apabila kita tidak mengerjakan sesuai yang diajarkan oleh hikmat yang kita peroleh tersebut dari-Nya. Dan janganlah selalu berpegang atau bersandar pada kekuatan ataupun pemikiran kita sendiri, melainkan pada hikmat yang dari Tuhan saja.
"Tetapi dalam suatu ujian iman, kalau kamu merasa kekurangan hikmat, mintalah hikmat dari Allah. Karena Allah sangat murah hati kepada semua orang, dan Dia tidak pernah tersinggung kalau kita meminta hal itu kepada-Nya. Karena itu mintalah, dan hikmat yang kamu perlukan akan diberikan kepadamu." (Yak. 1:5, TSI)
"Jika Saudara ingin mengetahui apa yang dikehendaki Allah dari Saudara, tanyakanlah kepada-Nya, maka Ia akan memberitahukannya kepada Saudara. Ia selalu bersedia memberikan kebijaksanaan dengan limpahnya kepada semua orang yang memohonkannya. Ia tidak akan merasa kesal karenanya." (FAYH)
(FG)