Cahaya diperlukan dalam gelap.
Jika seseorang tersesat dalam gua yang gelap, sekecil apa pun cahaya pasti amat berguna. Cahaya itu akan memberi harapan dan menuntun orang tersebut keluar dari kegelapan.
Di dunia ini, banyak orang terjebak dalam kegelapan. Mereka membutuhkan cahaya yang menolong mereka keluar dari kegelapan itu.
Kita sebagai orang percaya dipanggil untuk menjadi cahaya bagi orang lain. Artinya, sama seperti cahaya yang berbeda (kontras) dari gelap, cara hidup kita mesti berbeda dari dunia.
Selain menjadi orang baik, kita pun harus hidup dalam kebenaran dan kasih yang sesuai dengan firman Tuhan. Kita harus melakukannya dengan hati yang tulus serta tidak mencari pujian.
Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya adalah terang dunia (Mat. 5:14). Bukan kadang, akan, ataupun bisa menjadi, melainkan mau tidak mau kita adalah terang.
Kebaikan dan ketaatan kita akan menyuarakan identitas itu dengan jelas. Hidup seperti inilah yang sanggup menjadi cahaya bagi dunia yang gelap. Cara hidup ini akan memberi pengharapan dan menuntun orang lain keluar dari gelap menuju terang Kristus yang ajaib.
Sesungguhnya, kalaupun itu semua bisa dilakukan, hal itu bukan karena usaha kita. Hanya anugerah Allah yang bisa menjadikan kita terang dunia. "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2:13).
Banyak orang terjerat dalam kehidupan yang buruk. Mereka merasa sudah tidak ada jalan keluar. Mereka mungkin putus asa dan berhenti berharap. Kepada orang-orang seperti inilah cahaya terang itu disampaikan. Kita tidak boleh mengabaikan mereka begitu saja.
Justru kehadiran kita harus membawa secercah cahaya yang membangkitkan pengharapan. Semua hal itu karena anugerah Tuhan saja. Marilah kita merelakan diri agar dipakai-Nya sebagai suluh yang menerangi jalan dunia agar pada akhirnya banyak orang keluar dari dosa.
Di dalam Kristus, marilah kita menggunakan hidup kita sebagai alat Tuhan untuk menerangi dunia. Anugerah Tuhan merupakan panggilan bersyukur dan berbenah diri. Dengan ucapan syukur kita berbenah diri, sambil selalu tekun dalam meningkatkan kualitas iman kita kepada-Nya.
(DSY)