Pdp. Tirza Juliana pernah membagikan tentang Kuasa Perkataan.
"Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkata-perkara besar" (Yakobus 3:5).
Sering kali kita lengah dan lemah dalam perkataan. Kita kerap mengeluarkan kata-kata yang seolah dapat menjadi kutuk dan merugikan orang lain maupun diri sendiri. Kita pun sering tidak berpikir dulu sebelum berkata-kata.
Mengapa kita harus mengekang lidah atau menjaga perkataan kita? Ada tiga hal:
1. Karena perkataan adalah benih yang ditaburkan dan berbuah mengikuti kita.
2. Allah memperlakukan kita sesuai apa yang kita katakan.
3. Setiap perkataan kita harus dipertanggungjawabkan pada hari Penghakiman.
"Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: 'Ah sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini: Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini supaya kami tewas oleh pedang dan istri serta anak-anak kami menjadi tawanan?'" (Bilangan 14:2-3)
Generasi pertama Israel yang keluar dari Mesir tidak memasuki Tanah Perjanjian bukan karena Tuhan yang membuatnya, melainkan karena ulah mereka sendiri, terutama perkataan mereka. Jagalah benar-benar perkataan kita! Lihat yang menjadi respons Tuhan sendiri terhadap mereka:
"Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepada-Ku telah Kudengar. Katakan kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun ini bangkai-bangkai akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku" (Bilangan 14:27-28).
Mengerikan! Indikator perkataan yang bisa kita pertimbangkan:
• Benarkah yang saya katakan?
• Pantaskah yang saya katakan?
• Pentingkah yang saya katakan?
• Bergunakah yang saya katakan?
Bagaimana kalau kita sudah telanjur mengatakan perkataan yang sia-sia?
• Minta ampun kepada TUHAN
• Cabut dan tolak di dalam nama TUHAN YESUS semua perkataan yang sia-sia
• Jangan memperkatakannya lagi
Ubah perkataan kita menjadi sesuatu yang positif bagi diri sendiri maupun orang lain agar kita memiliki masa depan yang lebih baik. Jadi, hati-hati dengan perkataan kita. Jangan selalu mengatakan yang tidak baik. Sebab bisa saja itu terjadi, apalagi tahun ini adalah Tahun Pey (Mulut).
"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka mengemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21)
"If Jesus is the Lord of your life, He must be the Lord of your lips too." ~ Levi Lusko
(FG)