Dunia saat ini dipenuhi banyak kemudahan. Kemajuan teknologi menyediakan hampir semua kebutuhan kita dengan instan. Dampaknya, kita sering kali tidak sadar dengan berbagai pencobaan yang muncul.
Kita pun kerap kurang peka akan keberadaan Tuhan. Kita memilih lebih asyik berinteraksi dengan telepon cerdas daripada bercakap-cakap dengan-Nya melalui doa. Parahnya, kita lalai beribadah. Kita memprioritaskan kesibukan sehingga menyedot perhatian, waktu, dan tenaga. Akhirnya, kita banyak melakukan sesuatu seturut keinginan sendiri.
Bacaan kita hari ini melalui Hakim-hakim 10:6-18 menceritakan tentang ketersediaan akses untuk "peribadahan". Ada Baal, Asytoret, allah orang Aram, allah orang Sidon, allah orang Moab, allah bani Amon, dan allah orang Filistin. Orang Israel beribadah pada dewa-dewa asing ini. Konsekuensinya, mereka melupakan Tuhan. Mungkin mereka beranggapan allah palsu bisa menjawab kebutuhan yang ada.
"Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi TUHAN ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah" (Hak. 10:6).
Kita pun sering kali tertipu dengan segala sesuatu yang memberi kemudahan. Akibatnya, kita berubah fokus pada hal tersebut & memalingkan wajah dari Tuhan. Kita lupa berdoa dan merenungkan firman-Nya. Alhasil, kita tidak sadar kalau sudah terseret jauh dari hadirat Allah.
Lalu, bagaimana respons kita terhadap berbagai kemudahan yang membawa kita pada pencobaan ini? Tentu saja, kita harus ekstra hati-hati. Mawas diri dan antisipasi agar tidak terseret perbuatan yang mendukakan maupun menduakan Allah. Waspadalah terhadap berbagai berhala baru (1 Yoh. 5:21). Walau bisa memenuhi kebutuhan kita, namun bisa saja itu menjauhkan kita dari-Nya.
Dalam hidup orang percaya, hanya Allah satu-satunya jalan keluar bagi segala kebutuhan kita. Mari kembali kepada-Nya agar Ia menyelidiki hati apakah masih membutuhkan dan mengutamakan Dia ataukah tidak. Kita mesti jujur soal kebutuhan hidup dan mencari solusinya hanya di dalam Tuhan.
Kiranya kasih Tuhan Yesus tercurah bagi kita semua. Selamat beraktivitas, dan tetap semangat!
(Jenni)