"Supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain" (1 Korintus 4:6b).
Kesombongan, salah satu jenis penyakit yang tidak disadari banyak orang. Bahkan, sombong rohani pun mungkin sedang mewabah di kalangan orang Kristen. Merasa memiliki "jam terbang" tinggi dalam pelayanan, mempunyai talenta yang luar biasa, dipercaya dalam banyak hal, maka mereka menganggap layak, sah atau boleh-boleh saja menjadi sombong rohani.
Itulah yang dialami dan terjadi dalam jemaat di Korintus! Gereja di Korintus dikenal memiliki program pelayanan yang baik, termasuk dalam hal pengajaran dan pembawa firman. Bisa dikatakan, jemaat di Korintus waktu itu sempat dan sedang mengalami pertumbuhan atau kemajuan rohani secara pesat. Karena merasa sudah berhasil secara rohani, mereka mulai membanggakan diri dan menjadi sombong rohani. Hal inilah yang mendorong rasul Paulus segera bertindak dan menegur mereka sangat keras.
Ketika orang mulai merasa dirinya lebih daripada yang lain—lebih benar, lebih baik, lebih rohani, lebih maju, lebih sukses, lebih terkenal, dan sebagainya—saat itulah ia sedang jatuh dalam dosa kesombongan.
Dalam kerohanian, sering kali kesombongan itu tumbuh secara tersembunyi tanpa kita sadari, padahal perlahan tapi pasti akan seperti penyakit kronis yang menggerogoti tubuh ini. Orang yang sombong sering tidak menyadari dirinya bertindak sombong. Itulah tipu muslihat & perangkap Iblis, karena Iblis tahu bila kesombongan menjangkiti hidup seseorang, cepat atau lambat, ia akan jatuh.
"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu" (Yes. 2:11).
"Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu" (Yes. 2:17).
Siapakah kita sehingga sombong rohani? Kalau bukan karena Tuhan, kita ini bukan siapa-siapa.
"Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?" (1 Kor. 4:7, BIS)
(Jenni)