Pernahkah kita bertanya-tanya siapakah bani Korah yang menulis Mazmur 42, dan bagaimana atau mengapakah mereka dapat merasa seperti itu?
"Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah" (Mazmur 42:1-2)?
Korah adalah salah satu orang yang pernah meragukan Tuhan dan orang-orang yang dipilih-Nya, yaitu Musa & Harun, untuk memimpin (Bil. 16).
Namun, garis keturunannya mungkin ada yang terus berlanjut dan hidup takut akan Allah.
Apa yang bisa kita petik dari sini?
• Seseorang memang tidak mesti mengikuti jalan hidup yang salah.
• Entah memberontak ataukah merendahkan hati terhadap Allah pasti memiliki konsekuensi atau dampaknya.
• Tuhan mampu menebus, menyelamatkan, dan memakai siapa pun (1 Tim. 2:3-4), apalagi apabila seseorang itu mau mengalaminya dan menerima Dia.
Pilihlah menjadi garis keturunan yang ilahi, serta jadi orang-orang yang mengasihi dan menghormati Tuhan.Libatkan Dia dalam setiap aktivitas di kehidupan kita sehari-hari.
Mohon pertolongan & belas kasihan-Nya agar Dia selalu menyertai kita, seperti bani Korah yang sangat merindukan Dia maupun kehadiran-Nya.
(FG)