"Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24).
Allah kita adalah Roh. Kita juga mengetahui dari rasul Yohanes bahwa Allah adalah kasih, dan Allah adalah terang.
Allah itu roh dapat berarti bukan jasmani, tidak dibatasi pada satu ruang atau daerah tertentu, dan tidak berkaitan dengan ataupun berada di bawah urutan/kendali waktu.
"Karena Allah bukan daging, tetapi Roh. Oleh karena itu, setiap orang yang mau menyembah Dia hendaklah menyembah-Nya melalui persatuan dengan Roh Kudus dan sesuai dengan ajaran benar yang dari Allah" (Yoh. 4:24, TSI).
Dan jika Allah adalah Roh yang memberi kita hidup, seharusnyalah kita mau memberi diri--pikiran, perasaan, kehendak dan lain-lainnya--kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus, dan bukannya kedagingan atau sifat-sifat manusiawi kita yang terus-menerus mencoba ataupun sering kali menginginkan sesuatu yang berkebalikan dengan kehendak-Nya.
"Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?" (Ibrani 12:9)
(FG)