Menurut Max Lucado, ada satu badai di laut yang disebut a perfect storm atau "badai sempurna" (badai total) yang terjadi karena gabungan beberapa elemen seperti tiupan angin sangat kencang, kumpulan awan kumulonimbus gelap, penuh petir, serta guyuran hujan deras. Itulah salah satu kondisi, yang apabila para pelaut menghadapinya, jarang ada yang selamat atau berhasil melaluinya.
Bukankah saat-saat ini bisa saja mungkin menjadi seperti a perfect storm itu?
Namun, kita memiliki Nahkoda kehidupan yang telah melewati serta mengalahkan semua jenis badai, Tuhan Yesus Kristus.
Kita dapat menerima damai-Nya.
"Bila Saudara melakukan hal-hal ini, Saudara akan mengalami damai Allah yang jauh melebihi pengertian akal manusia. Damai-Nya akan menjadikan pikiran dan hati Saudara tenang dan tentram, sementara Saudara mempercayakan diri kepada Kristus Yesus" (Filipi 4:7, FAYH).
"Dengan demikian, ketenangan dalam perlindungan Allah yang kita terima karena bersatu dengan Kristus Yesus akan memelihara hati dan pikiranmu. Ketenangan yang diberikan Allah itu melebihi segala pengertian manusia!" (versi TSI)
Bayangkan, bukan sekadar rasa damai dari Allah, melainkan damai-Nya sendiri yang Ia curahkan dari surga, damai sejahtera yang melampaui segala akal maupun pikiran kita.
"Aku memberi sejahtera di dalam hatimu, yaitu sejahtera yang ada pada-Ku sendiri. Sejahtera yang kuberikan kepadamu itu tidak seperti sejahtera yang diberikan dunia kepadamu. Janganlah cemas dan takut akan apa yang sebentar lagi akan terjadi" (Yoh. 14:27, BSD).
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera yang Kuberikan kepadamu ini tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Janganlah biarkan hatimu gelisah, dan janganlah takut." (versi AMD)
"Sekarang Aku mau meninggalkan berkat untuk kalian, supaya kalian bisa hidup dengan perasaan hati yang tenang. Perasaan tenang yang Aku berikan itu tidak sama seperti perasaan tenang yang diberikan oleh orang-orang duniawi. Jadi janganlah kalian menjadi bersusah hati dan merasa takut." (versi TSI)
Apa yang bisa kita lakukan untuk memperoleh damai sejahtera itu?
Menjaga hidup yang benar, kudus, serta tidak bercela di hadapan-Nya. "Dia yang berjalan dalam kejujuran, berjalan dengan aman, tetapi yang jahat jalannya akan diketahui" (Ams. 10:9, MILT).
Dan apabila kita tak kuasa, tak mampu menerima 'badai-badai kecil' dalam aktivitas sehari-hari di rumah, keluarga ataupun lingkup lainnya, bagaimana mungkin kita akan sanggup menghadapi dan melewati "badai sempurna" tadi?
(FG)