Kejadian 6:5-6 (FAYH), "Ketika TUHAN Allah melihat betapa meluasnya kejahatan manusia, dan bahwa niat hati dan pikiran mereka selalu cenderung kepada kejahatan, maka Ia menyesal telah membuat mereka. Hati-Nya hancur."
Tuhan menyesal...? Waktu itu, saat Ia menciptakan segala sesuatu pada hari penciptaan, Ia melihat segala sesuatunya baik.
Bahkan setelah Allah menciptakan manusia, Ia melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik.
Tapi kalau kita melihat dari Kejadian 6, ada kesan sepertinya Allah tidak menyangka manusia yang Ia ciptakan itu bakalan jadi sebegitu jahatnya.Lantas menyesallah Ia.
Bukan karena kesalahan penciptaan, melainkan Ia hanya merasa sangat bersedih, berduka atas dosa-dosa yang mereka perbuat.
Mungkin ada sebagian kita berpikir ternyata Allah tidak maha mengetahui. Nyatanya, tidak demikian. Ia maha tahu. Omniscient.
Saat Dia menciptakan manusia, manusia masih diselubungi kekudusan Allah, semua itu amat baik. Namun, ketika Hawa 'membuka celah' dan Adam bukannya mengajak berbalik pada Allah, malah ikut makan buah yang dilarang Tuhan, sirnalah kemuliaan Allah dari mereka.
Apakah Allah tidak tahu Adam & Hawa akan melanggar titah-Nya? Kembali ke karakter-Nya, Ia tahu. Dalam belas kasihan, bahkan Ia masih membuatksn dan memakaikan pakaian kepada mereka (psl. 3:21).
Sebenarnya Ia masih berharap, manusia lulus tes ujian di Taman Eden setiap hari.
Karena pohon ujian itu selalu ada di tengah-tengah mereka selama di taman, tiap hari, setiap detik, mereka punya potensi untuk jatuh. Dengan kata lain, ada ujian.
Sebelum Hawa mengizinkan Iblis si ular bicara kepadanya, mereka lulus ujian. Sayangnya, ketika Hawa mulai mendengarkan perkataan ular, daripada perintah Tuhan, maka tanpa butuh waktu lama mereka jatuh ke dalam dosa (hamartia: idak tepat sasaran).
Tuhan tahu. Namun Dia berharap manusia, kita, lulus ujian tiap detik, setiap hari, sepanjang umur hidup kita.Karena Ia menyesal, hati-Nya hancur. Dalam amarah-Nya, Ia habisi seluruh penduduk bumi, kecuali Nuh dan keluarganya.
Apakah setelah itu manusia jadi kebal dosa, dan tidak pernah menyakiti hati Tuhan lagi?
Masih.
Apakah Tuhan tahu? Dia tahu. Tapi Dia masih terus berharap ada manusia-manusia yang lulus ujian.
Dia pun terus berharap kita sekarang lulus ujian, setiap hari, setiap detik. Ia ingin kita menjadi serupa gambaran Anak-Nya, Yesus Kristus Tuhan.
Luluslah dengan mulai memperhatikan suara Tuhan saja. Jangan beri celah bagi Iblis, entah lewat pikiran, perasaan, perbuatan, atau orang-orang di sekitar, berita-berita ataupun media sosial.
Perhatikan suara Tuhan saja. Dengarkanlah Dia.
(Dina Evariyana Bangun)