Kita adalah duta-duta Kristus. Dengan kata lain, utusan atau perwakilan Allah. "Jadi, kami adalah duta-duta untuk Kristus. Melalui kami, Allah memberitahukan apa yang Ia ingin sampaikan. Karena itu, kami meminta kepadamu atas nama Kristus: datanglah untuk berdamai dengan Allah" (2 Korintus 5:20)!
Jika kita adalah utusan, maka kita sebenarnya wajib melakukan apa yang diperintahkan oleh yang mengutus kita—yaitu Tuhan sendiri maupun melalui firman-Nya.
Bukan suka-suka kita sendiri.
Salah satu contoh terbaik adalah Musa yang melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan. "Dan Musa melakukan semuanya itu tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, demikianlah dilakukannya" (Kel. 40:16).
Pada zaman dulu pun, prajurit-prajurit Romawi yang menjajah Israel berhak memaksa rakyat jelata yang ditemui di jalan untuk membawakan barang-barang mereka. Kalau begitu saja mau, walau dengan terpaksa, mestinya kita juga terhadap Tuhan yang memberi kita beban (ataupun kekang suci menurut Ps. Philip Mantofa) untuk kita pikul sehari-hari."Apabila orang memaksa kalian membawa barangnya sejauh satu kilometer, bawakanlah barang itu sejauh dua kilometer" (Mat. 4:21, FAYH).
Dan jangan kita apabila menyuruh orang lain, terutama untuk melakukan hal yang baik-baik, tetapi kita sendiri tidaklah melakukannya! Jangan sampai Tuhan Yesus memposisikan kita seperti ahli-ahli Taurat atau orang-orang Farisi yang ditegur-Nya.
"LALU Yesus berkata kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, 'Para pemimpin Yahudi dan orang-orang Farisi ini membuat bermacam-macam peraturan seolah-olah mereka ini Musa. Dan tentu saja kalian diharapkan menuruti setiap keinginan mereka! Mungkin tidak salah bila kalian melakukan apa yang mereka katakan, tetapi janganlah sekali-kali meniru perbuatan mereka. Karena mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka wajibkan kepada kalian'" (Matius 23:1-3, FAYH).
(FG)