Berjuang untuk kekudusan adalah pertempuran seumur hidup!
Untuk benar-benar menghayati iman kita sebagai orang Kristen, bukanlah tugas yang mudah. Mengapa? Sebab kita hidup di dunia yang sedang berperang, dan sering kali kita mendapati diri berselisih dengan iman yang sangat kita pegang teguh.
Begitu banyak orang yang memiliki kesalahpahaman bahwa karena Anda adalah seorang Kristen, hidup Anda menjadi sempurna dan mudah. Sayang, kenyataannya tidak terjadi seperti itu. Kekristenan tidak pernah dirancang untuk menjadi gaya hidup tanpa beban atau masalah. Faktanya, Yesus secara eksplisit mengatakan bahwa kita akan menghadapi kesulitan, orang akan membenci kita, mengejar dan membuat kita menderita hanya karena mengaku sebagai pengikut-Nya.
"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu" (Matius 5:10-12).
Apa yang terjadi ketika penderitaan yang dikatakan Yesus tampaknya menyelimuti hidup kita?
Bagaimana agar kita tetap setia pada Allah ketika hidup di sekeliling tampaknya berantakan?
1. Bersyukurlah atas keadaan Anda. Anda tentu sekarang tidak tinggal di daerah-daerah di dunia di mana orang Kristen secara aktif diburu dan dibunuh. Bersyukur atas kebebasan yang Anda miliki untuk menyembah Dia & mempraktikkan iman Anda secara bebas, terbuka, tanpa takut akan kerusakan fisik adalah langkah pertama.
2. Bergabung dengan komunitas sel atau COOL (Community of Love). Komunitas Kristen perlu komunitas. Melewati badai kehidupan selalu sulit, terlebih lagi jika Anda melakukannya sendirian. Inilah sebabnya, bergabunglah dalam COOL. Itu bisa terdiri dari teman-teman yang berkumpul untuk berbagi iman dan pengalaman mereka. Itu akan membantu untuk merasa didukung orang-orang beriman yang dapat berjalan bersama Anda melalui masa-masa sulit.
3. Jangan Menyerah pada Allah. Dalam badai, semua bisa terasa hilang. Petrus berjalan di atas air, lalu mulai tenggelam. Fokuslah pada Tuhan Yesus, jangan pada ketakutan akan badai yang mengelilingi. Dia akan selalu ada di sana untuk menarik Anda keluar dari air yang bergejolak. Syukurlah, Allah kita adalah Allah yang setia pada firman-Nya dan janji-janji-Nya. Dia dapat dipercaya & selalu ada untuk kita, siap mencurahkan kasih yang mengubah hidup kita.
4. Mencari Tuntunan Allah. "Lalu Musa berkata, 'Apabila Engkau tidak menyertai kami, kami tidak akan bergerak selangkah pun dari tempat ini'" (Keluaran 33:15, FAYH). Seperti Musa meminta penyertaan Tuhan di gurun, hendaklah setiap kita juga memohon penyertaan-Nya dalam menghadapi badai apa pun. Musa tahu, Allah akan menuntun Israel menuju keselamatan & kemenangan, hendaklah juga kita orang percaya, berserah dan yakin Allah menuntun kita menuju keselamatan dan kemenangan.
(HG)