Kita bisa terus bertumbuh lewat setiap proses yang ada dalam hidup sehari-hari jika kita mau benar di hadapan-Nya. Seiring perjalanan waktu kita pasti bertumbuh.
Seperti Samuel.
Ketika awal-awal ia mendengar suara Tuhan, ia tidak mengenali-Nya. Bahkan sampai harus beberapa kali Tuhan memanggilnya.
"Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering. Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: 'Samuel! Samuel!', dan ia menjawab: 'Ya, bapa.' Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: 'Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?' Tetapi Eli berkata: 'Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.' Lalu pergilah ia tidur'" (1 Sam. 3:1-5).
Sampai akhirnya—juga karena sifat rajin, sikap tanggap dan selalu taat terhadap imam Eli waktu itu—ia mau mengenal suara Tuhan. Ia pun bertumbuh dan menjadi nabi besar di kemudian hari.
"Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: 'Samuel! Samuel!' Dan Samuel menjawab: 'Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.' Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: 'Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya'" (1 Sam. 3:10-11).
"TUHAN terus bersama Samuel dalam pertumbuhannya menjadi dewasa, dan tidak satu pun dari perkataan-Nya kepada Samuel tidak menjadi kenyataan" (1 Sam. 3:19, VMD).
Saat kita mau terus taat, setia dalam proses, kita pasti bertumbuh.Saat nanti kita mendengar suara-Nya, sepelan apa pun itu, janganlah keraskan hati seperti sebelum-sebelumnya.
(FG)