Franz Jägerstätter lahir pada 20 Mei 1907.
Ia merupakan seorang petani di Austria, sebuah negeri yang kala itu indah, penuh bukit menghijau.
Walau hidup sederhana, tak berpendidikan dan tinggal di desa terpencil, namun pendirian & iman Franz Jägerstätter sangat teguh & berpegang pada apa yang dikatakan firman. Ketetapan hatinya terbukti ketika menolak pemaksaan terhadap dirinya membela Nazi yang telah mencaplok negaranya. "Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: 'Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah'" (Kis. 4:19).
Waktu itu, Franz beserta istri telah memiliki empat orang anak putri kecil.
Pada Agustus 1943, Nazi memenjarakan Franz di usianya yang ke-36 karena keputusannya itu dan terancam dieksekusi mati.
Ia mengatakan, "Meski banyak orang menuduhku penjahat, bahkan aku dijatuhi hukuman mati, yakinlah di mata Tuhan tidaklah semua yang kelihatannya sesuatu yang jahat di pandangan dunia, itu benar-benar jahat." "Bapamu di surga mengasihi semua orang dengan sempurna. Kalian harus begitu juga" (Mat. 5:48, BIS).
Banyak orang sepantarannya yang menganggapnya gila karena berani menolak & melawan Nazi.
Tak terbayang bagaimana rasanya ketika ia mesti menerima hukuman mati sambil membayangkan istrinya terkasih serta keempat putri mungilnya. Ia menulis, "I will surely beg the dear God, if I am permitted to enter heaven soon, that he may also set aside a little place in heaven for all of you." Juga terhadap putri-putrinya, "I greet you, my dear little girls. May the child Jesus and the dear Mother of Heaven protect you until we see one another again." (terj. bebas: Aku memohon kepada Tuhan supaya Ia pun menyiapkan bagi kalian rumah di surga. Aku mengasihimu, anak-anakku. Kiranya Tuhan selalu menyertai dan melindungimu sampai kita berjumpa lagi di sana).
"If God gives us free will, we're responsible for what we do, what we fail to do." (Franz Jägerstätter)