Kadang Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi secara tiba-tiba dalam hidup kita. Entah yang baik, entah tidak, kita harus siap menghadapinya. Demikian juga pengalaman Martin dan Gracia Burnham.
Pada 27 Mei 2001, mereka terbangun saat beberapa orang mendobrak kamar mereka menginap di hotel untuk merayakan ultah pernikahan. Itu bukan prank atau dikerjai teman-teman, melainkan mereka diculik oleh kelompok Abu Sayyaf.
Gracia sebagai ibu tiga merasa tidak akan dapat bertemu lagi dengan anak-anaknya: Jeff, Mindy, dan Zachary. Gracia juga awalnya orang yang ingin mengatur segalanya & penuh kendali. Tetapi hari itu, dia mesti berada di bawah kendali Abu Sayyaf. Tetapi di tengah itu, dia meyakini Tuhan tetap baik & memelihara keluarganya sehingga semuanya pasti baik-baik saja.
Sebelum masa penculikan itu, Gracia menganggap Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak-Nya kelaparan, dan saat meminta sesuatu dalam nama-Nya pasti akan dikabulkan. Namun dia beserta suami mau belajar merendahkan hati. Sebab kadang terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Meski masih ada sejumlah pertanyaan, namun dia tak terlalu ambil pusing sebab percaya bahwa Tuhan tetap baik, apa pun keadaannya.
Bagaimana jika kita seperti Martin dan Gracia Burnham? Akankah respons kita baik, ataukah menolak kenyataan dan menyalahkan Tuhan ataupun keadaan? Bersyukurlah jika respons kita masih benar, sebab tak banyak orang yang mampu seperti itu.
Sekitar setahun lebih Martin dan Gracia dalam sekapan Abu Sayyaf di kedalaman hutan. Semasa penyekapan itu, Gracia justru menyadari keberdosaannya sendiri, bukannya para penculiknya. Mengapa? Dia berkata, "Saya kira saya baik, ternyata saya melihat keberdosaan saya sendiri. Saya bukan pihak yang baik, saya juga jahat. Saya lihat keegoisan saya, waktu mereka makan, saya sangat ingin makanan mereka. Saya lihat kebencian saya terhadap mereka."
Pada 7 Juni 2002, terjadi upaya penyelamatan yang merenggut nyawa Martin. Walau Gracia juga tertembak, namun nyawanya tertolong.
Melalui semua peristiwa yang dialaminya, Gracia mau menjadi pribadi ibu yang lebih baik. Bukannya mensyukuri kejadian itu, namun walau semua itu terjadi, masih ada hal-hal yang patut disyukuri. Gracia pun menjadi lebih sadar apa yang penting dan apa yang tidak. Dia pun memberitakan pengalaman serta kesaksiannya ke berbagai tempat untuk menyatakan kasih setia serta kebaikan-Nya.
Mungkin pergumulan atau perjuangan kita belum seberapa, namun semoga dalam tiap ujian hidup, respons kita benar & mau mengerahkan yang terbaik.
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)