Yang manakah yang sering kita lihat saat ini: Apakah masih dari sisi positif, ataukah selalu dari sisi-sisi yang negatif?
Menurut Hans Rosling, ilmuwan sekaligus peneliti asal Swedia, yang juga menulis buku berjudul 'Factfulness: Ten Reasons We're Wrong About the World—and Why Things Are Better Than You Think', menemukan bahwa mungkin lebih banyak orang yang berpikir pesimis, serta hanya melihat dunia dari segi negatif, daripada mulai mensyukuri apa saja yang masih bisa disyukuri, dan melihat dari sisi yang positif.
Apalagi, begitu banyak kabar di media sosial yang membombardir dengan berita-berita dengan judul-judul yang terdengar maupun dari perspektif yang negatif maupun buruk. Belum lagi berbagai hal yang kita hadapi sehari-hari.
Merasa lelah karena mesti bangun pagi-pagi setiap hari? Bersyukurlah, karena berarti kita tidak "membuang-buang" banyak waktu lagi untuk tidur. Sebab, menurut sebuah penelitian, apabila rentang usia hidup manusia adalah 80 tahun, dan rata-rata kita tidur ialah 8 jam sehari, maka sekitar 26 tahun kita gunakan untuk tidur! Belum lagi aktivitas yang lainnya.
Nah, hal apakah yang masih patut kita syukuri?
Marilah belajar melihat dari sisi yang positif.
1 Tesalonika 5:18 (BIS), "Dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus."
Apapun keadaan yang sedang kalian hadapi, kalian harus selalu mengucap syukur pada Allah. Memang itulah yang Allah inginkan dari kalian, sebab kalian sudah menjadi milik Kristus Yesus, anak-Nya. (BSD)
Thank [God] in everything [no matter what the circumstances may be, be thankful and give thanks], for this is the will of God for you [who are] in Christ Jesus [the Revealer and Mediator of that will]. (AMP)
~ FG