Kalau dipikir-pikir, Yudas Iskariot pun mendengarkan khotbah-khotbah Tuhan Yesus (Mat. 5:1-2), ia bahkan ikut mengamati pengalaman-pengalaman ilahi maupun mujizat yang diperbuat-Nya secara langsung. Dari luar mungkin ia tampaknya begitu rohani serta peduli, namun ternyata dalam dirinya mengandung berbagai kepentingan pribadi.
Selama sekitar tiga tahun bersama-Nya, melayani, mengobrol dengan-Nya (bayangkan betapa sebuah kehormatan besar, serta mungkin telah memperoleh sejumlah kesempatan untuk bertobat melalui itu semua), namun ia tetap tidak menyadari maupun mengikuti kehendak Allah, dan ia memilih jalan hidupnya sendiri. Lamanya waktu bersama-sama ternyata tidak menjamin ketulusan hati ataupun keintiman dalam hubungannya dengan Tuhan.
Hidupnya tidak pernah berbuah ataupun tercatat melakukan hal-hal yang sungguh-sungguh baik.
Lukas 6:16 (TSI), "Yudas anak Yakobus, dan Yudas yang berasal dari desa Kariot (yang kemudian mengkhianati Yesus)."
And Judas son of James, and Judas Iscariot, who became a traitor (a treacherous, basely faithless person). (AMP)
Judas, the son of another James; and another Judas, Iscariot, (from the town of Kerioth), the one who later betrayed/enabled the Jewish leaders to seize Jesus. (DEIBLER)
Yohanes 12:6 (TSI), "Sebenarnya Yudas berkata begitu bukan karena dia sungguh-sungguh peduli pada orang miskin, tetapi karena dia seorang pencuri. Dia dipercaya sebagai bendahara yang menerima semua uang sumbangan untuk Yesus dan kami, yang disimpan di dalam kantong. Namun dia sering mencuri uang dari kantong itu."
Ia berkata begitu, bukan karena ia memperhatikan nasib orang miskin, melainkan karena ia adalah bendahara dan kadang-kadang mencuri uang kas serta menggunakannya untuk kepentingan sendiri. (FAYH)
Now he did not say this because he cared for the poor but because he was a thief; and having the bag (the money box, the purse of the Twelve), he took for himself what was put into it [pilfering the collections]. (AMP)
Hari ini marilah mengevaluasi diri secara rohani, apakah kita benar-benar mengarahkan hati dan hidup kita hanya kepada Tuhan Yesus? Pilihlah untuk menjadi pribadi yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, mengikuti kehendak-Nya, melayani Dia, serta menyenangkan hati-Nya.
Yohanes 13:23 (FAYH), "Karena sebagai sahabat-Nya yang paling karib, saya duduk di sebelah Yesus pada meja itu."
One of His disciples, whom Jesus loved [whom He esteemed and delighted in], was reclining [next to Him] on Jesus' bosom. (AMP)
One of the disciples, the one Jesus loved dearly, was reclining against him, his head on his shoulder. (MSG)
Maius 5:8 (BSD), "Beruntunglah kalian kalau mempersilakan Tuhan tinggal di hatimu. Kalian akan mengenal Tuhan."
Blessed (happy, enviably fortunate, and spiritually prosperous--possessing the happiness produced by the experience of God's favor and especially conditioned by the revelation of His grace, regardless of their outward conditions) are the pure in heart, for they shall see God! (AMP)
You're blessed when you get your inside world--your mind and heart--put right. Then you can see God in the outside world. (MSG)
Roma 8:9 (BSD), "Tetapi, kalau Roh Allah sungguh-sungguh berkuasa di dalam hati kalian, kalian tidak akan hidup menurut kemauan badan kalian. Kalian akan hidup menurut kemauan Roh Allah."
But you are not living the life of the flesh, you are living the life of the Spirit, if the [Holy] Spirit of God [really] dwells within you [directs and controls you]. But if anyone does not possess the [Holy] Spirit of Christ, he is none of His [he does not belong to Christ, is not truly a child of God]. (AMP)
But if God himself has taken up residence in your life, you can hardly be thinking more of yourself than of him. Anyone, of course, who has not welcomed this invisible but clearly present God, the Spirit of Christ, won't know what we're talking about. (MSG)
~ FG