Pdm. Willy Santoso pernah membagikan sesuatu yang sangat menjadi rhema atau berkesan di dalam hati saya, sesuai dari firman Tuhan dalam Mazmur 51 mengenai jiwa yang hancur. Bahwa persembahan yang berkenan bagi Allah juga adalah jiwa yang hancur, serta Tuhan tidak memandang hina hati yang patah dan remuk. Tetapi, apa artinya?
Mazmur 51:19, "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."
Menurut sejumlah versi terjemahan lain, jiwa yang hancur serta hati yang patah di atas tersebut berarti hati yang mau tunduk dan bertobat, ataupun orang yang datang dengan rendah hati dan siap untuk menaati Dia.
Yang Kaukehendaki adalah jiwa yang hancur oleh penyesalan dan pertobatan. Hati yang remuk redam oleh penyesalan, ya Allah, tidak akan Kauabaikan. (FAYH)
I learned God-worship when my pride was shattered. Heart-shattered lives ready for love don't for a moment escape God's notice. (MSG)
Pdm. Willy Santoso pun mengingatkan bahwa mungkin ada banyak orang yang mengaku mengasihi Allah, tetapi tidak sungguh-sungguh takut serta hormat akan Allah.
Sementara itu, Full Life Notes mengingatkan, kita dapat saja dikuasai oleh rasa bersalah apabila melakukan sebuah dosa, entah itu kecil entah itu besar. (Mungkin pernah juga kita mengalaminya, bukan?) Namun, Allah tidak akan menolak hati yang dengan penyesalan akan dosa. Ketika sikap sombong kita yang mementingkan diri direndahkan sehingga kita berseru kepada Allah memohon kasih karunia pengampunan, kita dapat memastikan bahwa kita akan diterima oleh-Nya.
Jadi, hari ini, apakah kita sedang mengalami rasa bersalah akibat suatu dosa tertentu? Datanglah ke hadirat Allah dalam doa dan penyesalan, serta hati yang sungguh-sungguh rindu untuk bertobat.
Filipi 1:27a (TSI), "Tetapi apa pun yang terjadi pada saya, yang terpenting adalah kalian tetap hidup sesuai Kabar Baik tentang Kristus, yaitu dengan cara yang pantas bagi warga kerajaan Allah."
Meanwhile, live in such a way that you are a credit to the Message of Christ. (MSG)
Apa pun yang terjadi dengan saya, hendaknya Saudara selalu hidup sebagaimana layaknya orang Kristen. (FAYH)
1 Yohanes 3:20 (TSI), "Bila kita mengasihi sesama, yakinlah bahwa hidup kita sudah sesuai dengan ajaran benar dari Allah. Hal itu akan menolong kita waktu kita datang kepada Allah dalam doa. Kadang-kadang kita tidak berani berdoa karena merasa bersalah. Tetapi kalau kita mengasihi sesama, kita boleh menenangkan hati dengan kesadaran bahwa Allah lebih besar daripada rasa bersalah kita, dan Dia mengetahui segala sesuatu."
Whenever our hearts in [tormenting] self-accusation make us feel guilty and condemn us. [For we are in God's hands.] For He is above and greater than our consciences (our hearts), and He knows (perceives and understands) everything [nothing is hidden from Him]. (AMP)
It's also the way to shut down debilitating self-criticism, even when there is something to it. For God is greater than our worried hearts and knows more about us than we do ourselves. (MSG)
~ FG