Suatu hari, Billy Graham ditanya, "Jika Anda dapat kembali ke masa lalu, apa yang ingin Anda perbaiki maupun lakukan lebih baik lagi?"
Beliau menjawab, "Yes, of course. I'd spend more time at home with my family, and I'd study more and preach less. I wouldn't have taken so many speaking engagements, including some of the things I did over the years that I probably didn't really need to do—weddings and funerals and building dedications, things like that. Whenever I counsel someone who feels called to be an evangelist, I always urge them to guard their time and not feel like they have to do everything."
Dengan kata lain, seandainya dapat sejenak kembali ke masa lalu, ia ingin lebih banyak waktu bersama keluarganya, serta lebih banyak waktu lagi untuk mempelajari firman-Nya daripada mengerjakan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu perlu dilakukannya. Beliau pun mengingatkan, gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya, sebab kita tidak akan memperolehnya kembali.
Ya, mungkin kita masing-masing memiliki sejumlah penyesalan mengapa tidak melakukan sesuatu lebih baik atau dengan sebaik-baiknya di masa yang telah lampau. Namun, apabila Tuhan masih memberi kita kesempatan, serta masih ada di dunia ini, Ia pasti memiliki rencana, maksud, dan tujuan untuk kita lakukan. Semoga kita tidak menyia-nyiakannya.
Sebuah peribahasa mengatakan, "The best time to plant a tree was 20 years ago; the second best time is now," atau selama masih ada waktu bagi kita untuk mengerjakan yang terbaik serta apa yang ingin kita capai, mungkin sekarang inilah saatnya untuk melakukannya.
Amsal 4:25 (TSI), "Tetaplah memandang tujuan hidupmu supaya engkau tidak menyimpang."
Hendaklah wajahmu memancarkan kejujuran hatimu; tak perlu engkau berlaku seolah-olah ada udang di balik batu. (BIS)
Let your eyes look right on [with fixed purpose], and let your gaze be straight before you. (AMP)
~ FG