Pdt. Leonardo Sjiamsuri pernah mengingatkan, terkadang bisa kita saja berada di suatu tempat, tetapi tidak merasa benar-benar ada di sana karena mungkin pikiran kita sedang melanglang buana ke tempat lain, ataupun kehadiran kita tidak disadari, diperhatikan atau dapat dirasakan oleh orang-orang yang hadir lainnya sebab sama sekali tanpa menjalin komunikasi ataupun interaksi dengan mereka.
Nah, apakah kehadiran kita sungguh-sungguh dapat dirasakan, terutama menjadi berkat, berdampak, serta memberi manfaat bagi orang lain? Apakah dengan senang hati kita memberikan dorongan, nasihat, maupun saran untuk mereka? Ataukah, justru sebaliknya, kehadiran kita malah tidak terlalu diinginkan ataupun diharapkan?!
Rasul Paulus pasti bersyukur karena memiliki rekan sekerja serta sepelayanan yang mendukung, menyertai, memberi dorongan serta semangat, baik baginya maupun jemaat. Dengan lain kata, kehadiran mereka sungguh-sungguh menjadi berkat dan membawa sukacita.
Kiranya, kita pun menjadi pribadi-pribadi yang seperti itu.
Jadilah berkat di manapun Allah menempatkan dan mempercayakan kita. Jagalah hati, pikiran, serta cara hidup kita agar hadirat, perkenanan, serta kuasa-Nya pun mengalir melalui kehadiran kita.
1 Korintus 16:18 (FAYH), "Mereka memberi saya penghiburan dan dorongan. Saya yakin mereka berbuat demikian juga terhadap Saudara. Saya harap pekerjaan orang-orang yang baik itu mendapat penghargaan yang sepatutnya."
They have been a great encouragement to me and to you as well. You should recognize the value of such people. (ERV)
They made me feel much better, just as they made you feel better. You should appreciate people like them. (CEV)
~ FG