Kita mungkin pernah mendengar cerita ini tentang seseorang yang merasa malas serta tidak mau masuk dan datang beribadah ke gereja karena menganggap hanya penuh orang-orang yang munafik di dalamnya. Namun, ketika ia menyatakan hal itu, seorang temannya berkata, "Welcome to the club," atau sesungguhnya kita semua sama saja, dan marilah sama-sama belajar menjadi lebih baik serta hidup dalam ketulusan.
Suatu hari, Martin Luther mengalami mimpi buruk. Dalam mimpinya, setan datang membawa daftar dosanya dari masa kecil sampai sekarang, dan waktu ia membaca daftarnya itu benar, Martin Luther berkata, "Wah, ya benar, saya pernah melakukan itu."
Akibatnya, ia menjadi sangat tertekan, merasa bersalah, serta hidup dalam kemunafikan.
Namun, Roh Kudus mengingatkan dalam hatinya, "Darah Yesus telah menyucikanmu dari segala dosa yang pernah engkau perbuat."
Keesokan hari, sewaktu terbangun, ia melihat ada tinta merah di tembok kamarnya, dan ia tidak membersihkan warna itu supaya mengingatkannya akan darah Yesus yang memang telah menebus hidupnya dari segala dosa, serta membenarkan dirinya.
Bila hati kita menuduh kita, Allah lebih besar daripada hati kita. Kita bukanlah orang-orang yang munafik. Iblis sering kali menjebak kita supaya tidak sampai menuju masa depan yang indah sesuai rancangan Allah yang Ia sediakan bagi kita. Masa depan yang indah.
1 Yohanes 3:19-20 (FAYH), "Dengan demikian kita akan mengetahui benar-benar, dari perbuatan kita, bahwa kita di pihak Allah. Hati nurani kita akan jernih, sekalipun kita berdiri di hadapan Tuhan. Sebaliknya, jikalau kita mempunyai hati nurani yang buruk dan merasa bahwa kita telah berbuat salah, Tuhan akan merasakannya lebih daripada kita, karena Ia mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan."
By this we shall come to know (perceive, recognize, and understand) that we are of the Truth, and can reassure (quiet, conciliate, and pacify) our hearts in His presence, Whenever our hearts in [tormenting] self-accusation make us feel guilty and condemn us. [For we are in God's hands.] For He is above and greater than our consciences (our hearts), and He knows (perceives and understands) everything [nothing is hidden from Him]. (AMP)
This is the only way we'll know we're living truly, living in God's reality. It's also the way to shut down debilitating self-criticism, even when there is something to it. For God is greater than our worried hearts and knows more about us than we do ourselves. (MSG)
Ibrani 10:22 (TSI), "Marilah kita senantiasa datang kepada Allah dengan bebas melalui doa kita masing-masing. Datanglah tanpa rasa takut, dengan hati yang sudah disempurnakan, dan dengan percaya penuh kepada-Nya. Sebab secara rohani hati kita sudah dipercik dengan darah yang menyucikan nurani kita dari beban dosa dan rasa bersalah. Dan secara rohani juga tubuh kita sudah dibersihkan dengan air yang murni."
So let's [do] it--full of belief, confident that we're presentable inside and out. (MSG)
Just like the priests were sprinkled {as Moses sprinkled the priests} with blood to symbolize that they were no longer guilty for having sinned, we also no longer are guilty for having done evil. Just like the priests ceremonially washed their bodies with pure water to prepare themselves to serve God, we are allowing God to continually make us pure. So, we must approach God sincerely by confidently trusting in him. (DEIBLER)
Yeremia 1:5 (FAYH), "Aku telah mengenal engkau sebelum engkau dibentuk di dalam kandungan ibumu. Sebelum engkau lahir, Aku telah menguduskan engkau dan mengangkat engkau menjadi nabi-Ku bagi segala bangsa."
Before I formed you in the womb I knew [and] approved of you [as My chosen instrument], and before you were born I separated and set you apart, consecrating you; [and] I appointed you as a prophet to the nations. (AMP)
Before I shaped you in the womb, I knew all about you. Before you saw the light of day, I had holy plans for you: A prophet to the nations--that's what I had in mind for you. (MSG)
~ FG