Pernahkah kita kesusahan dalam membuka sebuah kemasan makanan maupun minuman? Saya pernah, terhadap sejumlah produk. Misalnya, segel selotip pada sebuah biskuit, ataupun minuman kaleng.
Entah para produsen atau pembuatnya menyadari hal itu atau tidak, tetapi kadang saya berharap mereka memikirkan cara-cara yang membantu memudahkan pelanggan ataupun konsumen, ataupun melakukan suatu inovasi.
Namun, sepertinya beberapa produk masih seperti itu selama bertahun-tahun. Tidak berubah. Jika ada barang lain yang bergerak dalam bidang serupa, kemungkinan besar konsumen akan memilihnya, dan produk yang tetap sama tadi akan ditinggalkan.
Nah, sadar atau tidak, mungkin kita juga demikian, tidak mau mengubah beberapa hal yang perlu diubah. Misalnya, sikap yang buruk, pola pikir yang keliru, ataupun cara kita menghadapi sesuatu.
Maukah kita mengubah hal-hal dari dalam hati, pikiran dan hidup kita yang memang perlu berubah menjadi lebih baik?
Apabila tidak serta terus-menerus bersikeras untuk seperti yang sudah-sudah, kita pun akan bersikap, berpikir, dan bertindak dengan pola yang sama setiap kali mengalami sesuatu ataupun hal-hal yang memicu kebiasaan tertentu kita.
Amsal 16:32 (BIS), "Tidak cepat marah lebih baik daripada mempunyai kuasa; menguasai diri lebih baik daripada menaklukkan kota."
Orang yang lambat marah lebih baik daripada orang yang perkasa; menguasai diri lebih baik daripada menguasai bala tentara. (FAYH)
It is better to be patient than powerful; it is better to have self–control than to conquer a city. (NLT)
Kejadian 4:6 (FAYH), "'Mengapa engkau marah?' tanya TUHAN kepadanya. 'Apa sebabnya engkau kelihatan muram dan geram?'"
GOD spoke to Cain: "Why this tantrum? Why the sulking?" (MSG)
The LORD said to Cain: What's wrong with you? Why do you have such an angry look on your face? (CEV)
~ FG